[FF] SEQUEL –> YOU & I? I’M SORRY

Standard

Cast : cho kyuhyun, lee sungmin, lee minji

Pov : Sungmin

Saat ini pertengahan musim semi, di tahun yang baru. Aku sudah berjanji dengan kekasihku untuk merayakan hari jadi kami. Sekarang aku akan menjemputnya dirumah. Hari ini tepat satu setengah tahun kami merajut kasih. Aku sudah mempersiapkan semuanya. Kado dan sebuah surprise special di tempat yang special dan untuk orang yang special.

Ketika aku sampai di rumahnya, ternyata dia sudah menungguku. Aku pun menyuruhnya masuk ke mobil. Sebelum kami pergi, ku tutup matanya dengan saputangan yang sudah ku siapkan.

“Kenapa mataku ditutup?” tanyanya

“Sudah chagi, percaya saja padaku ya. Aku tidak akan menculikmu kok,” jawabku sambil menutup matanya.

“Aku mau kok diculik, asalkan sama kamu,” dia mulai mengeluarkan gomabalnya padaku. aku hanya bisa tertawa mendengarnya. Selesai ku tutup, aku pun segera membawanya kesebuah tempat yang sudah kusiapkan.

Saat sampai ditujuan, aku pun segera menuntun kekasihku menuju tempat yang kusiapkan. Setelah dia duduk, aku pun duduk di depannya. Ku persilakan dia membuka matanya.

“Chagi, ige neomu yeppo,” katanya senang.

“Kau senang?” tanya ku. Dia mengangguk senang. Aku membawanya ke sebuah restoran yang berada diatas sebuah hotel. Ku hias semuanya agar terlihat indah. Karena dia sangat menyukai warna pink jadi aku siapkan semuanya dengan warna pink.

“Happy anniversary chagiya,” kataku

“Saranghae lee minji,” ku kecup keningnya dengan lembut.

“Nado saranghae lee sungmin,” jawabnya setelah aku melepaskan ciumanku.

Setelah itu, aku pun segera memberikan kado yang telah kusiapkan. Aku pun berlutut di depannya dengan memberikan sebuah cincin.

“Will you marry me?” tanyaku. Kulihat gurat wajah terkejut bercampur senang diwajah manisnya. Dia pun mengangguk menerima lamaranku. Aku segera memeluknya dan mencium dahinya. Malam ini malam yang sangat membahagiakan untukku.

Aku sangat mencintainya. Dia adalah temanku saat sekolah dulu. Kami teman baik. Sampai akhirnya aku memintanya menjadi kekasihku. Awalnya aku merasa ragu, jika dia menolakku aku takut hubungan persahabatan kami akan merenggang. Ternyata kekhawatiranku salah, saat itu tepat hari ulangtahunya aku menyatakan perasaanku padanya dan sampai saat ini dialah satu-satunya orang yang aku cintai.

“Chagi-ya, kenapa melamun?” tanya minji yang membuayarkan lamunanku.

“Aniyo, aku hanya mengingat saat aku menyatakan perasaanku padamu, tidak terasa sudah satu setengah tahun kita bersama,” jawabku

“Ne, aku juga tidak menyadarinya ternyata sudah satu setengah tahun kita bersama, awalnya aku pikir kita tidak akan awet sebagai kekasih, ternyata sebaliknya,” kata minji sambil menatap langit. Kutatap gadisku, sebenarnya minji tidak cantik. Masih banyak wanita yang leih cantik dari dirinya. Tetapi ada sesuatu yang membuatnya berbeda dari gadis lain dan itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.

Tak lama akhirnya makanan yang sudah ku pesan datang juga. Saat pelayan selesai menghidangkan makanan kami, aku pun segera memberikan surprise yang kedua untuknya. Kupetikkan jariku ke atas dan mulai terdengar suara alunan musik yang lembut. Minji segera melihat kearah suara. Ada 3 orang pemain biola yang memainkan instrument tersebut. Minji terlihat meneteskan air mata.

“Waeyo chagi? Kau tidak suka?” tanyaku

“Aniyo. Aku sangat suka. Sangat suka. Aku terharu kau menyiapkan ini semua untukku. Gomawo chagi-ya,” katanya. Kuraih tangannya dan kuhapus airmata yang jatuh di pipi lembutnya.

“Aku tidak ingin ada airmata hari ini, aku ingin kau bahagia. Arra?”

“Arra”jawabnya. Kami makan dalam diam. Sesekali kutatap dia ketika makan. Mata yang sangat indah untukku. hanya dia yang dapat menyempurnakan hariku.

Selesai makan, kami menatap bintang bersama. Malam ini adalah malam terindah untuk kami berdua. Terutama untukku. Hari yang sudah lama ku tunggu. Hari dimana aku melamarnya.  Satu langkah sudah kulewati untuk dapat membuatnya menjadi milikku seutuhnya dalam ikatan pernikahan.

“Chagi, kenapa melamun?” tanyanya

“Aniyo.Chagi, kita pulang yuk, ini sudah malam. Aku tidak mau kau sakit karena kedinginan. Lagipula besok kau harus bekerja kan?” kataku.

“Hmm baiklah. Ayo kita pulang,” katanya.

Sepanjang jalan aku tidak melepaskan tangannya dari sakuku. Aku tau udara sudah mulai menusuk tulang, dan tangannya pun sudah dingin. AC dimobil pun kumatikan. Sepanjang jalan kami terhanyut dalam irama lagu yang sedang diputar. Entah terhanyut atau memikirkan hal lain, biarkan saja yang penting kami bahagia malam ini.

“Baiklah kita sampai, kau masuklah. Udara sudah mulai menusuk tulang. Aku pun akan pulang,” kataku

“Ne aku masuk chagi,” katanya.

“Hmm chagi,” minji pun menoleh dan*Chuu*Ku cium singkat bibirnya dan segera menyuruhnya masuk. Aku pun segera pulang karena sudah tidak tahan dengan udara diluar.

Sesampainya di apartmentku, ternyata kyuhyun sudah pulang. Kyuhyun adalah sahabatku tetapi sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. Kami bersama sudah sejak lama. Hanya kyuhyun yang aku punya dan begitu juga sebaliknya.

“Ah kau sudah pulang ternyata, kau dari mana saja sampai laraut baru pulang?”

“Ah tidak, aku hanya ada urusan sebentar. Sudah aku ngantuk mau tidur,” jawabku sambil berjalan ke kamar.

Kubaringakan tubuhku dikasur. Ku pejamkan mataku. Masih terbayang bagaimana kejadian hari ini. Dia begitu cantik dengan gaun hitamnya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku

“Sungmin-ah, kau sudah tidur?” tanya kyuhyun

“Belum, masuklah” kataku. Kyuhyun pun masuk.

“Ada apa?”

“Min, aku ingin cerita. Kemarin aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik sekali. Dia bekerja di sebuah toko roti, aku belum pernah melihat wanita secantik itu.” katanya dengan antusias

“Terus? Kau tau siapa dia?” tanyaku

“Tidak, aku baru melihatnya sekali. Entah mengapa aku takut untuk mendekatinya. Tetapi aku punya cara untuk selalu melihatnya,” kata kyuhyun dengan senyumnya yang mengerikan. Aku punya firasat buruk dengan senyumannya itu. ini pasti ide yang aneh.

“Apa?”

“Aku akan ke toko rotinya dan membeli rotinya setiap hari,” jawabnya senang. Aku hanya bisa bengong mendengarnya.

“Kau gila? Setiap hari membeli roti? Apa kau mau mati karena makan roti?” kesalnya

“Hahahaha aku gila karena cinta,” jawabnya sambil keluar dari kamarku. Dasar kau cho kyuhyun.

Masa bodoh dengan si maniak game itu, aku masih ingin memikirkan wanitaku. Kuyakin malam ini akan mimpi indah. Aku tidak sabar untuk menunggu besok karena aku ingin bertemu dengan orangtuanya untuk meminta izin menikah dengan minji.

김김김

Pagi ini akan menjadi hari yang sempurna. Aku akan bertemu dengan orangtua minji untuk membicarakan tentang pernikahan kami. Aku pun bersiap untuk pergi. Namun kurasakaan ada yang mengalir dari hidungku. Darah? Kurasakan kepalaku yang tiba-tiba pusing. Aku pun terduduk dilantai kamarku. “Ada apa ini? Apa yang terjadi padaku?”. Aku terduduk cukup lama, sampai kurasakan pusing yang kurasakan mulai menghilang.

Setelah kurasakan tubuhku sudah kembali pulih, aku memutuskan untuk pergi ke dokter dan membatalkan acara pertemuanku dengan orangtua minji. Kukirim sms padanya bahwa aku tidak bisa datang karena aku ada urusan yang tidak bisa kutinggalkan. Aku tidak bisa jujur padanya,karena aku tau dia akan cemas padaku. ku yakin saat ini dia marah padaku karena aku membatalkan acara pertemuan itu begitu saja. Itu tidak masalah buatku, asalkan dia tidak tau yang sebenarnya. Aku punya firasat buruk dengan keadaanku sekarang, tetapi aku harap itu hanya firasat semata.

POV : Minji

“Apa-apaan dia, membatalakan acara sepenting ini dan lebih mementingkan urusannya daripada aku? Lee sungmin! Kau benar-benar membuatku malu pada orangtuaku. Tidak akan kumaafkan sampai kau menjelaskan apa maksudmu melakukan ini,” aku sangat kesal dengan tingkah sungmin. Dia membatalkan acara pertemuan ini secara sepihak. Apa dia tidak tau kalau acara ini acara yang sangat penting untuk kami berdua? “Aku benci kau lee sungmin!” pekikku.

“Minji-ya, kau kenapa? Mana sungmin?” tanya eomma. Aku bingung harus menjelaskannya pada orangtuaku. Bagaimana tidak, mereka telah menunggu lebih dari 1 jam dan akhirnya dia tidak datang.

“Eomma, mianhae. Jeongmal mianhae eomma. Sungmin tidak bisa datang hari ini, tiba-tiba dia ada acara yang tidak bisa dia tinggalkan,”kataku tanpa menatap eomma.

“Pria macam apa itu? Tidak bertanggung jawab! Kau akan menikah dengan pria seperti itu minji-ya! Baru seperti ini saja dia sudah berani membuat kami menunggu apalagi setelah kalian menikah? Kami bisa tidak dianggap. Jangan dikira dia sudah mengenal kami sebelumnya dan dia bisa seenaknya pada kami. Kami tetap orangtuamu yang harus dia hormati, apalagi kami akan menjadi calon mertuanya. Aku menjadi ragu akan menikahkan kalian berdua!” ku dengar appaku sangat marah pada sungmin. Aku hanya bisa menunduk tanpa berani menatap wajah kedua orangtuaku. Sungmin sudah jelek dimata orangtuaku.

“Dasar pria bodoh kau lee sungmin,” gumamku. Hari ini aku tidak ingin menerima sms ataupun telpon darinya. Aku sangat marah padanya. Susah payah aku meminta izin cuti untuk hari ini dan sekarang dia menghilang begitu saja dengan urusan “penting” nya itu. Apa urusan itu lebih penting dari aku? Belum menikah saja dia sudah seperti ini, bagaimana nanti? Tiba-tiba terbesit dalam pikiranku akan keraguan dalam menerima lamaran sungmin. “Apa dia memang lelaki yang pantas untukku? apa aku sudah membuat keputusan yang benar dengan menerimanya?”.

“Yeobeo, ayo kita pulang. Untuk apa kita menunggu untuk seorang lelaki yang tidak bertanggung jawab seperti ini,” kata appa dan mengajak eommaku pulang. Eomma hanya menurut. Aku tau eomma juga kecewa pada sungmin walaupun dia tidak menampakkannya seperti yang appa lakukan.

Aku hanya bisa menghela nafas panjang keluar dari restoran. Kuputuskan untuk berjalan-jalan sebentar di taman karena aku yakin, jika aku pulang sekarang appa akan memarahiku lagi dan itu membuatku tambah kesal.

Kupasangkan headset pada kedua telingaku dan aku putar lagu yang selalu membuatku nyaman. Lagu-lagu dari boyband favoritku, Super Junior. kalau aku sudah mendengarkan lagu-lagu mereka, entah mengapa suasana hatiku yang marah akan seketika hilang begitu saja. Mungkin ini hanya sugestiku belaka tapi inilah kenyataannya. Lambat laun perasaanku mulai tenang, aku sudah mulai melupakan kejadian tadi siang. Tiba-tiba laguku berhenti, ternyata ada telpon. Nae sarang. Itulah nama yang terpampang di layar handphoneku. Akhirnya ku putuskan untuk menjawabnya walaupun hatiku masih sakit karenanya.

“Yeobeoseyo?” kataku ketus

“Chagi-ya, mianhae. Jeongmal mianhae untuk hari ini chagi,” sungmin segera meminta maaf padaku. sebenarnya aku masih kesal padanya. Namun, apa daya aku selalu kalah saat mendengar suaranya yang menyesal itu.

“Hm ne.” Jawabku singkat

“Chagiyaaaa mianhe. Aku tau kau sangat marah padaku tapi aku benar-benar minta maaf padamu,” kata sungmin

“Hmpft ne chagi. Gwaenchana, tetapi kau harus menjelaskan itu pada orangtuaku karena mereka sudah terlanjur kecewa padamu,” kataku.

“Ne aku akan menemui orngtuamu nanti. Kau sekarang dimana? Aku sangat rindu padamu,” kata sungmin

“Di taman kota, aku sedang menenangkan diri. Kau ke sini saja, aku akan tunggu.” Kataku.

“Baiklah, aku kesana sekarang. Kau jangan kemana-mana,”

“Iya chagi. Palliwa,”

“Ne. Saranghae,”

“Nado,” ku matikan telponnya dan melanjutkan mendengarkan musik.

Saat sedang mendengarkan musik, kurasakan ada yang memelukku dari belakang.

“Sungmin?”

“Chagiiiii, aku sangat rindu padamu. maaf telah mengacaukan hari ini,” katanya dengan wajah aegyonya itu. “Ya tuhaaaan, kenapa kau ciptakan pria seimut ini? Tapi terima kasih kau memberikannya padaku,” batinku.

“Ne chagi. Itu sudah terjadi, tapi janjilah padaku kalau kau akan menjelaskan semuanya pada orangtuaku,” pintaku.

“Pasti sayang. Aku akan datang pada orangtuamu,” jawabnya.

“Malam ini sebagai permintaan maafku, bagaimana kalau kita jalan-jalan? Aku rindu padaku,” kata sungmin

“Baiklah, ayo. Aku juga sangat merindukanmu sayang,” jawabku.

Kami pun berjalan di sepanjang taman. Malam ini walaupun dingin tetapi aku tidak merasakannya. Karena ada sungmin disampingku. Kami berhenti disebuah bangku dan sungmin pergi untuk membelikan minuman.

“Ini untukmu,” katanya

“Gomawo,”

“Kau tau? Aku ingin kau segera menjadi istriku,” katanya sambil merangkul pundakku.

“Segera temui orangtuaku dan aku akan segera menjadi istrimu,” jawabku

“Ne chagi. Percayakan padaku,” katanya.

Setelah kami rasakan lebih baik kami pun memutuskan untuk pulang karena hari sudah malam. Sungmin mengantarku sampai di depan rumahku. Tiba-tiba dia memanggilku. Nada bicaranya aneh tidak seperti biasanya. Seperti ada sesuatu yang penting.

“Ne?” jawabku

“Ada yang ingin ku katakan padamu,” katanya dengan wajah serius. Aku mulai berpikir ada apa ini. Sungmin tidak pernah seperti ini sebelumnya.

“Wae?” tanyaku yang mulai curiga

“Aku ingin kita putus,” katanya. Saat mendengar itu aku seperti kehilangan kesadaranku. Aku terdiam beberapa saat.

“Mwo? Apa maksudmu? Kau jangan bercanda chagi, ini tidak lucu. Lelucon apa lagi yang akan kau berikan padaku. sudah cukup untuk hari ini kau membuatku sangat kesal” kataku. Aku sudah sangat kesal padanya dan sekarang dia mau membuat lelucon yang menurutku itu sama sekali tidak lucu.

“Ini tidak bercanda! Aku serius! Aku ingin putus denganmu. Aku pikir kita tidak bisa bersama! Ayahmu benar, aku laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Jadi lupakan aku mulai sekarang!” katanya. Sekarang aku yakin dia benar-benar seris mengatakan itu. Air mataku jatuh seketika. Aku menangis sekeras-kerasnya. Ku teriaki dia, ku panggil namanya. Dia tetap berjalan pergi meninggalkanku. Kemarin kami merayakan hari jadi kami dan sekarang dia ingin memutuskan hubungan denganku. Apa maksud dia melakukan ini padaku?.

Tiba-tiba kulihat dia mulai sempoyongan dan BRUK! Dia jatuh ke tanah. Tanpa pikir panjang aku lari dan segera membawanya ke rumah sakit. Wajahnya sangat pucat dan hidungnya mengeluarkan banyak darah.

“Apa yang terjadi padamu sungmin?” gumamku

Semalaman sungmin berada di ICU dan baru jam 2 pagi tadi dia di pindahkan ke ruang rawat. Ku hampiri dokter yang merawat sungmin dan bertanya apa sebenarnya yang terjadi padanya. Betapa terkejutnya aku saat tau apa yang terjadi pada sungmin sampai tulang di kaki pun sudah tidak ku rasakan lagi. Aku terduduk. Menagis.

“Dia mengidap penyakit leukimia dan sekarang sudah memasuki stadium 3. Usianya paling lama hanya 10 bulan.”itulah yang dikatakan dokter padaku. Jadi ini alasan mengapa kau memutuskan hubungan denganku. Laki-laki bodoh.

Aku terus berada disampingnya sepanjang malam. Ku lihat saat dia tidur. Laki-laki yang sangat kucintai saat ini sedang berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Ku genggam tangannya dan ku usapkan di pipiku.

“Kau akan sembuh, aku yakin itu.” kataku. Aku tidak bisa menahan air mataku. Aku tidak tega melihatnya. Sungmin yang ku kenal adalah sungmin yang sehat yang sangat ceria dan sekarang sungmin yang ku lihat sedang terbaring di rumah sakit.

————————————————————————————————–

Kurasakan ada sesuatu yang menyilaukan mataku. Saat aku buka mata, ternyata hari sudah pagi. Aku tertidur di samping sungmin sepanjang malam ini. Kulihat jam 07.30, pantas perutku sudah mulai lapar. Kulihat sungmin, dia masih tertidur pulas. Aku pun keluar untuk mencari sarapan.

Setelah membeli sarapan aku pun kembali ke kamar, aku pikir sungmin sudah bangun ternyata dia masih tidur. Kuputuskan untuk sarapan dulu. Ketika aku ingin sarapan, kudengar ada seseorang yang memangil namaku. Saat aku menoleh betapa bahagianya aku dapat melihatnya lagi, mendengar suara lembutnya lagi.

“Dasar bodoh. Babo namja, lee sungmin bodoh,” kataku sambil memukulnya pelan. Tiba-tiba dia manariku dalam pelukannya. Aku terdiam. Aku sangat mencintai pria ini. Sangat. Aku takut kehilangannya.

“Sudah tenang sekarang?” tanyanya. Aku hanya bisa mengangguk pelan.

“Kenapa kau tidak cerita padaku? kenapa kau rahasiakan masalah besar ini dariku? Apa kau mau menanggungnya sendiri?” tanyaku

“Kau itu wartawan atau tunanganku? Bertanya tanpa titik koma seperti itu.. Sebenarnya, aku takut membuatmu tambah sedih saat kita bersama dan aku tidak bisa menjagamu seperti janji kita. Untuk hidup bersama selamanya. Aku akan meninggalkanmu , aku akan pergi. Aku tidak mau kau sedih hanya karena lelaki sepertiku. Aku sudah bahagia kau menjadi tunanganku walaupun akhirnya tidak seperti yang kita harapkan,” jelasnya padaku

“Oh jadi seperti ini sungmin yang ku kenal? Menyerah begitu saja?” aku kesal dengan sikapnya yang mudah sekali menyerah seperti ini.

“Penyakitku ini sudah memasuki stadium 3 dan sebentar lagi akan masuk pada stadium akhir dan aku akan pergi…”

“STOOOOOP! BERHENTI! AKU TIDAK MAU MENDENGARNYA LAGI! Kau tidak akan mati! Kau akan bersamaku, kau akan menjadi ayah dari anak-anak kita nanti! Kau akan sembuh sungmin-ah!!” pekikku. Aku tidak tahan dengannya. Dadaku sangat sakit mendengarnya. Sangat sakit. Apa dia tidak mengerti perasaanku?. Sungmin memelukku lagi. Membelai rambutku dengan lembut. Kurasakan dia menangis. Tuhan kau memberikan cobaan yang terlalu berat untuk kami. Aku tidak yakin kami dapat menjalaninya terutama sungmin. Kenapa kau memberikan cobaan yang terlalu berat untuknya tuhan? Kenapa? Aku sangat mencintainya tuhan sangat sangat mencintainya hanya dia satu satunya pria yang aku cintai hanya dia. Hatiku hanya untuknya tuhan. Ku mohon sembuhkanlah dia. Biarkan kami menjalani hidup kami dengan damai.

POV : Sungmin

Malam ini aku dan minji berjalan-jalan sambil menuju rumahnya. Aku berpikir, aku tidak boleh egois. Minji harus hidup lebih baik. Dia akan menderita jika tetap bersamaku, aku pun tidak ingin dia melihat saat aku menghembuskan nafas terakhirku nanti. Aku hanya ingin meninggal dengan tenang. Aku tau apa yang harus kulakukan sekarang, walaupun ini sangat berat dan sangat menyakitkan untukku tapi aku harus melakukannya.

Kami pun sampai di depan rumah minji. Inilah waktu yang tepat untuk aku mengungkapkannya. Aku harus mengatakannya sekarang.

“Chagi,” kataku

“Ne?”

“Ada yang ingin ku katakan padamu,” kataku. Kurasakan dadaku mulai sesak. Aku tidak bisa melakukan ini, tetapi aku harus. Ini demi kebaikan kami berdua.

“Wae?”

“Aku ingin kita putus,” kataku akhirnya. Seperti ada pisau tajam yang menusuk hatiku saat aku katakan itu padanya.

“Mwo? Apa maksudmu? Kau jangan bercanda chagi, ini tidak lucu. Lelucon apa lagi yang akan kau berikan padaku. sudah cukup untuk hari ini kau membuatku sangat kesal” katanya

“Ini tidak bercanda! Aku serius! Aku ingin putus denganmu. Aku pikir kita tidak bisa bersama! Ayahmu benar, aku laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Jadi lupakan aku mulai sekarang!” kataku dan segera meninggalkan minji. Ya tuhan, semoga ini pilihan yang terbaik untuk kami berdua, aku ingin dia bahagia walaupun bukan bersamaku.

Ku dengar minji meneriakan namaku. Memanggilku sambil menangis. Ku tahan diriku agar tidak menoleh padanya. Aku tidak bisa melihatnya menangis, itu yang ku takutkan. Dia menangis karenaku. Akhirnya ku percepat jalanku tanpa menoleh padanya.Tiba-tiba kurasakan kepalaku terasa sangat pusing, kurasakan ada yang mengalir dari hidungku dan kesadaranku mulai menghilang hanya sayup-sayup teriakan khawatir dari minji yang terdengar olehku. Setelah itu semuanya gelap.

Ketika aku sadar, aku sudah berada di rumah sakit dan minji berada disebelahku. Sepertinya dia sudah tau apa yang sebenarnya terjadi padaku. Kepalaku masih sedikit pusing, aku pun tidur kembali. Saat aku terbangun, kulihat minji sedang duduk di sofa sepertinya dia ingin sarapan.

“Minji,” kataku lemah. Dia pun menoleh dan betapa bahagianya dia saat melihatku sudah sadar.

“Dasar bodoh. Babo namja, lee sungmin bodoh,” katanya sambil memukulku pelan. Kutarik dia kedalam pelukanku. Kurasakan dia menangis dalam pelukanku. Tak kulepas pelukanku sampai kurasakan dia mulai tenang.

“Sudah tenang sekarang?” tanyaku. Dia hanya mengangguk.

“Kenapa kau tidak cerita padaku? kenapa kau rahasiakan masalah besar ini dariku? Apa kau mau menanggungnya sendiri?” tanyanya

“Kau itu wartawan atau tunanganku? Bertanya tanpa titik koma seperti itu.. Sebenarnya, aku takut membuatku tambah sedih saat kita bersama dan aku tidak bisa menjagamu seperti janji kita. Untuk hidup bersama selamanya. Aku akan meninggalkanmu , aku akan pergi. Aku tidak mau kau sedih hanya karena lelaki sepertiku. Aku sudah bahagia kau menjadi tunanganku walaupun akhirnya tidak seperti yang kita harapkan,” jelasku

“Oh jadi seperti ini sungmin yang ku kenal? Menyerah begitu saja?”

“Penyakitku ini sudah memasuki stadium 3 dan sebentar lagi akan masuk pada stadium akhir dan aku akan pergi…”

“STOOOOOP! BERHENTI! AKU TIDAK MAU MENDENGARNYA LAGI! Kau tidak akan mati! Kau akan bersamaku, kau akan menjadi ayah dari anak-anak kita nanti! Kau akan sembuh sungmin-ah!!” pekik minji sambil menangis histeris. Ku tarik kembali dia dalam pelukanku, ku belai rambutnya. Tak terasa airmataku mulai jatuh. Aku tidak ingin meninggalkanmu seperti ini. Aku tidak ingin kita berakhir seperti ini. Tuhan, apa kami harus berakhir seperti ini? Apa aku tidak boleh merasakan kebahagian bersama orang yang ku sayang? Kenapa kau memberikan aku cobaan seperti ini tuhan? Mengapa? Aku tidak ingin melihat wanita dalam pelukanku ini terus menangis karenaku. Karena saat aku melihat airmata yang jatuh darinya itu sudah membuatku sakit, apalagi saat dia tau umurku hanya tinggal hitungan bulan saja? . Tiba-tiba aku teringat dengan kyuhyun. Dia pasti khawatir aku tidak pulang semalam.

“Minji, aku boleh meminjam ponselmu,” kataku

“Tentu saja, memangnya ponselmu mana?” tanyanya

“Baterainya habis semalam,”jawabku. Minji pun segera memberikan ponselnya padaku. Aku harus memberitahu kyuhyun. Aku yakin dia mencariku.

“Yeobeoseyo?” kataku

“Yeobeoseo. Nuguseyo?”tanyanya

“Kyu, ini aku sungmin. Maaf aku tidak mengabarimu semalam. Ponselku mati, aku memakai nomor temanku. Aku ada urusan beberapa hari ini jadi aku tidak bisa pulang,” jelasku

“Mwo? Kau tidak bisa pulang? Urusan apa? Penting sekalikah?” katanya. Aku hanya tersenyum, suara kyu mulai terdengar kesal.

“Iya ini sangat penting. Sudah tenang saja, nanti akan kubawakan kau oleh-oleh,” jawabku

“Hmm baiklah. Yang banyak yaaaa, kau kan hyungku yang sangat baik,” katanya

“Hahaha baiklah tenang saja. Sudah ya aku ada urusan sekarang, sampai jumpa beberapa hari lagi,” kataku sambil mematikan teleponnya.

“Kau tidak mau memberitaukan kyuhyun yang sebenarnya?” tanya minji

“Tidak, aku tidak mau membuatnya sedih. Kehilangan kedua orangtuanya sudah sangat susah membuatnya kembali bersemangat, apalagi dia tau aku seperti ini sekarang,” jelasku.

“Ne arra,” jawabnya.

Aku harus dirawat disini untuk beberapa hari, aku baru sadar aku memiliki banyak orang yang sangat menyayangiku. Aku tidak boleh menyerah aku pasti bisa melawan penyakit ini walaupun tidak bisa sembuh paling tidak aku bisa menghambat pertumbuhan kankernya. Tuhan tolong bantu aku. Aku ingin bahagiakan minji di akhir hidupku.

POV : Kyuhyun

Drrrrrt drrrrrt..

“Yeobeoseyo?”

“Yeobeoseo. Nuguseyo?”tanyaku karena nomor ini tidak ada dalam kontak hp-ku.

“Kyu, ini aku sungmin. Maaf aku tidak mengabarimu semalam. Ponselku mati, aku memakai nomor temanku. Aku ada urusan beberapa hari ini jadi aku tidak bisa pulang,” jelas sungmin.

“Mwo? Kau tidak bisa pulang? Urusan apa? Penting sekalikah?” kataku. Aku kesal sekali aku menunggunya semalaman dan sekarang dia menelponku dengan nada tanpa dosa seperti itu.

“Iya ini sangat penting. Sudah tenang saja, nanti akan kubawakan kau oleh-oleh,” katanya. Aku tau dia merayuku.  “Sekalian saja aku minta yang banyak ahahahaha,” batinku

“Hmm baiklah. Yang banyak yaaaa, kau kan hyungku yang sangat baik,” kataku

“Hahaha baiklah tenang saja. Sudah ya aku ada urusan sekarang, sampai jumpa beberapa hari lagi,” katanya sambil mematikan teleponnya.

“Sungmin, sungmin, kau tidak bisa melawanku. Pokoknya kalau kau tidak membawakan hadiah untukku aku tidak akan memaafkanmu,” kataku

Hari ini aku berencana untuk pergi ke toko roti itu lagi untuk melihatnya karena kemarin dia tidak ada disana mungkin dia sedang cuti. Sebelum itu aku ingin pergi ke rumah temanku dulu, karena dia baru pulang dari jepang aku ingin menemuinya hari ini. Namanya lee hyuk jae tetapi kami lebih sering memanggilnya eunhyuk. Dia adalah teman SMA-ku dulu, kami sangat dekat. Begitu juga dengan dia dan sungmin.

Aku pun sampai di depan rumah eunhyuk. Setelah menekan bel, ada seorang wanita yang keluar. Ku pikir itu pembantunya.

“Permisi, apakah eunhyuk ada?”tanyaku sopan.

“Oh tuan lee. Ada silakan masuk, apa anda tuan cho?” tanya wanita itu

“Iya saya cho kyuhyun,”

“Masuklah, tuan lee sudah menunggu anda,” katanya sopan.

Eunhyuk memang terlahir dari keluarga yang kaya raya, dulu saat kami kelulusan SMA eunhyuk mengajak aku dan sungmin berlibur ke paris. Walaupun dia kaya tetapi dia tidak sombong, itulah mengapa aku senang berteman dengannya.

“Eh, kau sudah datang,” katanya sambil menuruni tangga

“Eunhyuk-ah, apa kabar? Bagaimana kuliahmu?” tanyaku

“Aku baik saja, hmm kuliahku lancar-lancar saja. Oh ya mana sungmin?” tanyanya

“Dia ada urusan penting dan baru kembali beberapa hari lagi,” jelasku

“Waah dia orang sibuk sekarang,”

“Bukan, baru kali ini dia begitu. Aku juga tidak tau apa yang dia lakukan,” kataku

“Sudahlah, ayo kita ke kamarku. Banyak yang ingin aku ketahui darimu sekarang,” katanya. Aku pun setuju.

Kami mengobrol banyak tentang diri kami masing-masing

CONTINUED — ^^

Leave a comment