Assalamualaikum….

Dea is back *tebar bunga*

Sesuai janji, ini FF terakhir huhuuuu… yesung juga udah disempilin di ceritanya tapi awas jangan protes!!

Seperti biasa, saran, kritik, dan comment di tunggu karena sangat dibutuhkan *gw kan hoobae*

Mian ya kalo endingnya jelek, maklum amatiran hehehe… happy reading ^^*

 

 

– Ending –

 

“Bruk!!” Yongha melemparkan tasnya ke dalam bagasi mobil. Hari ini tim palang merah kami pulang ke Daejeon. “Kenapa sih harus pulang sekarang? Aku masih ingin disini, apalagi Kyuhyun juga disini huwaaaa,” batinku sambil membawa tas besar yang entah isinya apa. “Uuuuuh…” aku berusaha mengangkat tas itu ke bagasi mobil.

“Kau ini, mengangkat orang saja kuat tapi angkat tas gini aja gak kuat, lari kemana sih tenagamu?” tanya Kyuhyun tiba-tiba. Kemudian Kyuhyun mengangkat tas berat itu dengan mudahnya.

“Ya ampun kok kayaknya enteng banget ya,” kataku sambil tercengang.

“Ya, tutup mulutmu! Jangan kayak orang norak deh, angkat tas gini doang kok,” kata Kyuhyun pada ku dan langsung ku tutup mulutku. “Apa kau benar-benar pulang hari ini?” tanya Kyuhyun padaku.

“Ne, Kyuhyun-ssi. Padahal aku masih ingin tinggal di sini” balasku.

“Apa kau ingin tinggal gara-gara aku?” tebaknya.

“Aish… tahu darimana dia alasanku ingin tetap di sini?” gumamku.

“Benarkan dugaanku?”

“Ehm bukan, bukan itu kok. Aku suka pemandangan di sini Kyuhyun-ssi,” jawabku bohong.

“Oh begitu, padahal tebakanku selalu benar.”

“Benar kok, serius deh,” elakku.

“Hahaha… sudahlah, aku hanya bercanda kok. Lagipula hari ini aku juga akan kembali ke markas bersama yang lain,” kata Kyuhyun.

“Benarkah?” tanyaku.

“Ya benar,” jawabnya singkat, walaupun singkat tetapi cukup membuat rasa sedihku menguap seketika. Berarti tidak ada ruginya pulang hari ini, toh Kyuhyun juga pulang hari ini, yeaaaaaah…..

“Omong-omong, aku belum tahu siapa namamu,” kata Kyuhyun. Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu dengan Kyuhyun.

“Mian, aku lupa memperkenalkan diriku,” kataku.

“Ah tidak apa-apa. Lalu siapa namamu? Aku ingin mengingat namamu,” kata Kyuhyun. Wow, Kyuhyun mau tahu namaku, mimpi apa semalem ya Allah…

“Ehm, namaku…” belum selesai aku bicara tiba-tiba…

“TIIIIIIIIINNNNNNN!!!!!!!,” suara klakson mobil berbunyi. Kami berdua menengok, mencari sumber bunyi tersebut. Ternyta bunyi itu berasal dari salah satu mobil tim palang merahku dan yang membunyikan klaksonnya adalah… Jinki oppa.

“Hey kau! Cepat masuk mobil! Kita akan segera berangkat,” teriak Jinki oppa padaku.

“Ne oppa, tunggu sebentar,” jawabku.

“Ah dia lagi, kenapa selalu mengganggu saja sih?” keluh Kyuhyun.

“Sepertinya Jinki oppa masih marah padaku. Kyuhyun-ssi, maaf aku harus pergi sekarang,” kataku dengan berat hati.

“Ne, kau pergilah sekarang sebelum oppamu itu datang ke sini dan menyeretmu masuk mobil,” jawab Kyuhyun.

“Hahahaaa kau ini, dia tidak akan begitu padaku,” kataku.

“Oh ya! Sesuai dugaanku yang selalu benar, aku rasa Jinki-ssi benar-benar menyukaimu, aku yakin 100%” kata Kyuhyun padaku.

“Tidak mungkin dia memiliki rasa padaku,” elakku.

“Aku yakin, sungguh,” Kyuhyun menyakinkanku.

“Hey! Cepat masuk!” Jinki oppa berteriak lagi.

“Gawat! Aku harus pergi sekarang, Kyuhyun-ssi,” kataku.

“Baiklah, tapi kau harus percaya padaku,” balasnya.

“Ne, ne, ne, aku peraya deh,” kataku.

“Okee, sana pergi,” jawab Kyuhyun.

“Geureom,”pamitku. Lalu aku segera masuk ke dalam mobil yang langsung meluncur ke Daejeon.

 

Seminggu kemudian di Bandara

 

Aku berjalan sambil membawa koper kecilku. Hari ini aku akan pulang ke Indonesia. Aaahh… akhirnya setelah sekian lama, aku akan pulang juga.

Saat aku sedang berjalan, tiba-tiba terdengar suara teriakan beberapa remaja.

“Oppaaaa!!!” teriak salah satu gadis yang berlari melewatiku. Ada apa ya? Apa ada selebriti di sini? Aku penasaran…

Karena penasaran akhirnya aku putuskan untuk melihat dulu sebelum aku check in pesawat, toh berangkatnya juga masih lama kok.

Aku mengikuti gadis itu dan aku tiba dikerumunan fans-fans selebriti itu. “Hemm… apa mereka Idol ya? Kebanyakan siswi SMA yang datang,” batinku.

Tidak lama kemudian, sang Idol yang ditunggu-tunggu pun keluar. Orang pertama yang keluar memakai kacamata hitam, seperti kebanyakan artis kalau keluar pasti pake kacamata. Tapi ada sesuatu yang aneh pada orang itu, rambutnya… Iya rambutnya aneh banget, lurus lepek gitu kayak rambutnya Yesung deh.

Selama seperkian detik aku terdiam, “Aish dasar babo, dia itu Yesung tidak salah lagi.” Lalu tidak lama kemudian Leeteuk, Eunhyuk, Donghae, Shindong, Heechul, Siwon, Kangin, Ryeowook, dan Kibum keluar. “Oppaaaa!!!” teriakku spontan. Beruntung banget aku pulang hari ini, bisa ketemu Super Junior di bandara, mimpi apa aku semalem ya Allah…

“Yaaa!!!…….” teriak seseorang memanggil namaku tetapi suaranya tidak jelas karena kalah dengan suara teriakan ELF. Aku menengok untuk mencari sumber suara itu tetapi aku tidak melihat orang yang aku kenal. “Mungkin hanya perasaanku saja,” batinku lalu aku lanjut berteriak lagi mumpung member Suju masih di sini.

Tiba-tiba…

“Pluk,” bunyi sesuatu yang menepuk pundakku.

“Astagfirullah!” aku terkaget dan langsung menengok ke belakang. “Omona! Oppa, apa yang kau lakukan disini?” tanyaku pada orang yang menepuk pundakku tadi.

“Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau tidak bilang kalau kau akan pulang ke Indonesia hari ini?” tanya orang itu.

“Hah? Kau bilang apa oppa? Suaramu tidak jelas, di sini berisik sekali,” teriakku.

“Ah kau ini,” kata orang itu sambil menarikku keluar dari kerumunan ELF.

“Ya Jinki oppa! Kenapa kau menarikku? Aku masih ingin lihat member Suju,” protesku pada orang itu yang tidak lain adalah Jinki oppa.

“Kau ini apa tidak peduli padaku? Sudah satu jam aku mencarimu di bandara, tidak tahunya kau malah asyik lihat Suju,” kata Jinki oppa.

“Ah mian oppa, aku tidak tahu kau mencariku,” sesalku. “Tapi, ada apa kau mencariku? Sampai menyusul kemari segala,” tanyaku.

“Apa kau benar-benar akan kembali ke Indonesia dan tidak kembali lagi? Bagaimana dengan kuliah mu? Kau kan belum lulus Magister?” tanya Jinki oppa seperti wartawan infotainment.

“Aku hanya pergi dua minggu kok oppa, lagipula kata siapa aku tidak akan kembali lagi?” tanyaku heran.

“Jeongmalyeo? Aish, Yongha yang memberitahuku dasar babo!” jawab Jinki oppa kesal.

“Hahahaaa lagipula kau mau saja kena tipu Yongha oppa,” kataku sambil tertawa.

“Habis, aku pikir kau benar-benar tidak akan kembali.”

“Lalu kalau aku benar-benar tidak kembali, apa yang mau kau lakukan oppa?”

“Aku… aku… aku hanya ingin bilang sesuatu kalau kau benar-benar tidak kembali lagi.”

“Bilang apa? Apa ada hal yang penting?”

“Tidak, aku rasa tidak perlu aku katakan sekarang.”

“Waeyo? Katakan sekarang! Jika tidak, aku tidak akan berbicara denganmu lagi! Kau tahu aku tidak suka dibuat penasaran kan?”

“Iya aku tahu, tapi….”

“Ppalliya… Sebentar lagi aku akan check in pesawat,” kataku.

Jinki langsung mendekatkan wajahnya di telingaku.

“Saranghae, arasseo?” katanya singkat.

Aku terdiam… Ternyata benar apa yang Kyuhyun katakan padaku…

“Sekarang kau sudah tahu apa yang ingin aku ucapkan, dan aku menunggu jawabannya darimu,” kata Jinki oppa padaku.

“Kau mau mendengar jawabannya?” tanyaku. Dasar bodoh! Pastilah Jinki oppa mau dengar jawabanku, ya Allah…. harus jawab apa aku???

“Ne, aku mau mendengarnya,” jawabnya.

“Ehmm… ehmm…” gumamku.

“Apa jawabanmu?” tanya Jinki oppa penasaran.

Aku mendekatkan wajahku ke telinganya, wajahnya seketika memerah. “Aku akan menjawabnya sepulang dari Indonesia, jadi bersabarlah oppa,” bisikku lalu aku kembali ke posisi semula. Bisa kulihat muka Jinki oppa yang tidak jelas raut mukanya.

“Itulah yang bisa kau dengar hari ini oppa. Aku harap kau tidak marah,” kataku.

“Gwaenchanha… Setidaknya kau tidak menolakku, untuk sekarang hahaha,” jawabnya sambil tersenyum.

“Pesawat tujuan Indonesia akan berangkat sebentar lagi, bagi penumpang yang belum melakukan check in diharapkan untuk check in sekarang juga,” terdengar suara pengumuman ri speaker.

“Aku harus masuk sekarang oppa,” kataku.

“Ya baiklah, hati-hati dan jangan lupa untuk memikirkan jawabannya ya,” kata Jinki oppa padaku sambil tersenyum manis.

“Ne oppa, geureom,” pamitku.

Tiba-tiba, Jinki oppa langsung memelukku, “Pikirkan dengan benar dan aku harap ini menjadi poin plus saat kau berpikir.”

“Kau curang oppa,” jawabku lalu ia melepas pelukannya.

“Sana masuk, akan ku jemput kau dua minggu lagi,” katanya.

“Ne, aku tunggu ya,” jawabku sambil masuk ke dalam untuk check in.

Jinki oppa masih berdiri di tempat, melihatku masuk ke dalam ruangan khusus penumpang. Aku bisa melihat wajahnya tersenyum dari balik kaca hitam yang membatasi ruang ini. Senyumnya yang khas itu menghilang dari pandanganku karena aku sudah berada di waiting room untuk naik ke pesawat.

Aaahhh… belum juga berangkat, kenapa aku sudah ingin kembali ya? Aku harap dua minggu berlalu dengan cepat sehingga aku bisa kembali ke sini untuk memberinya jawaban.

 

Selesai

Leave a comment