annyeong………….

ini lanjutan FF yang kemaren, engga tau bagus apa engga soalnya bikinnya ngebut, besok udah masuk kuliah sih T^T

selamat membaca ^^* di tunggu sarannya yaaaaaa….

 

 

– Hari yang melelahkan –

 

“Hatchiii!!!” suara bersinku menggaung di sepanjang lorong gedung penampungan korban. Kenapa pagi ini dingin sekali sih?? bisa-bisa bukan aku yang menolong pasien tapi aku yang akan jadi pasien hoemmm…

“Sepertinya alergimu kambuh lagi,” Junki tiba-tiba muncul dari belakang.

“Ah ne oppa, sepertinya begitu soalnya dari tadi bersinku tidak berhenti, yang ada aku malah jadi pasien juga di sini hahatchii..” candaku.

“Kau ini masih saja bercanda saat sakit, lebih baik kita minum teh panas dulu agar badanmu hangat,” ajak Junki. “Ne oppa,” balasku sambil membuntutinya dari belakang.

“Ngomong-ngomong, siapa orang yang mengobrol denganmu tadi malam?” tanya Junki.

“Oh dia… haha.. dia Cho Kyuhyun-ssi, oppa. Apa kau tahu dia?”

“Apa dia member Super Junior favoritmu itu?”

“Ding Dong! Kau tepat sekali.”

“Sedang apa dia di sini? Apa Super Junior sedang melakukan kegiatan amal?”

“Ya oppa jangan sembarangan, kau tidak lihat baju yang dia pakai?”

“Buat apa juga aku melihat bajunya, dia kan bukan icon fashion seperti G-Dragon.”

“Haha… oppa kau ini lucu sekali, Kyuhyun-ssi itu sapah satu prajurit di kantor pelayanan publik Cheonam, jadi wajar dia ada di sini untuk membantu kita.”

“Apa dia melakukan sesuatu yang salah sehingga harus melayani publik korea?”

“Oppa! dia itu mendaftarkan diri wamil tahu, tapi karena dia pernah mengalami kecelakaan hebat makanya dia tidak bisa menjadi tentara sebenarnya.”

“Iya, iya, aku tahu… kau jangan marah begitu dong, aku kan hanya bertanya.”

“Kau ini oppa, dasar!” aku mempercepat langkahku menuju ruang makan meninggalkan Junki oppa, sayup-sayup ku dengar suara Junki oppa berteriak, “Hey~ jangan marah… ya! kau tinggalkan aku.”

Huh, masa bodoh, aku tidak mau dengar. “Goodbye baby goodbye” aku bernyanyi lagu Miss A agar suara Jinki oppa tidak terdengar lagi hahaha Goodbye oppa goodbye…

 

Di ruang makan

“Hey.. Apa kau masih marah padaku?” tanya Jinki oppa padaku. Aku hanya diam sambil mengaduk-aduk teh manis hangat milikku.

“Ya~ Jangan marah… Aku hanya bercanda,” Jinki oppa meyakinkanku.

“Oh… ternyata kau bisa bercanda juga oppa,” akhirnya aku membuka mulutku.

“Hey, jangan begitu dong, aku kan sudah minta maaf tadi, masa kau masih marah? Mau marah sampai kapan?”

“Siapa yang marah? Apa wajahku terlihat seperti orang yang marah?” tanyaku dengan raut wajah datar membuat Jinki oppa terdiam. Sebenarnya aku tidak marah padanya, aku hanya ingin membuat Jinki oppa merasa bersalah saja karena raut mukanya saat ia merasa bersalah sangatlah lucu, jarang-jarang aku bisa melihatnya galau seperti ini hahaha….

Tapi lama-lama aku kasihan juga padanya, dia tidak salah juga sih. Akhirnya aku menyerah dan memaafkannya, “Karena aku baik hati, kau oppa, aku maafkan,” aku memberi maaf dengan kata-kata cool.

“Aku sudah tahu kau akan memaafkanku,” kata Jinki dengan yakin, ekspresi mukanya berubah, tidak lagi galau seperti tadi. Aish… kalau tau kayak gini mending aku diemin sampai malam.

“Jinki hyung…” teriak Yongha, dia salah satu tim palang merah kami, orangnya putih tinggi tetapi matanya besar, aku kira dia mengoplas matanya saat pertama bertemu tetapi matanya memang besar sejak lahir.

“Ada apa?” tanya Jinki.

“Stok obat-obatan disini sudah limit, kita harus mengambilnya dari Rumah Sakit di Daejeon,” kata Yongha.

“Lalu siapa yang akan pergi?” tanyaku.

“Kau dan Jinki hyung saja, aku kan tidak bisa menyetir mobil,” jawab Yongha seenak udel, cakep-cakep ga bisa nyetir, payaaaah… bisanya cuma bawa motor doang.

“Lalu kenapa aku harus ikut? Kan kau bisa ikut sementara Jinki oppa yang menyetir?” kataku tidak mau kalah, aku kan berniat mencari Kyuhyun hari ini, enak saja aku di suruh pergi, huh..

“Aku harus membantu Hye In memberi makan pasien, apa kau mau menggantikan tugasku?” tanya Yongha.

Mwo? Kasih makan pasien? Haha engga mauuuuuuuu…. “Aku pergi saja sama Jinki oppa kalau gitu,” jawabku daripada harus memberi makan pasien, lebih baik aku pergi. Aku trauma memberi makan pasien, waktu itu ada pasien yang memuntahkan makanannya dan sialnya muntahannya itu mengenaiku hoeeekk.. aku tidak mau lagi memberi makan pasien, insyaaaaf deh.

“Ya sudah kalau begitu kau ikut aku ke Daejeon,” kata Jinki oppa kepadaku. Kami berdua bangun dari tempat duduk.

“Tunggu hyung!” kata Yongha, kami pun berhenti. “Aku sudah meminta tolong pada tim petugas pelayan publik untuk meminjamkan satu orangnya, untuk membantumu, kalian berdua pasti kerepotan jika hanya berdua,” kata Yongha.

“Mana orangnya?” kataku.

“Dia menunggu kalian di dekat mobil kita,” jawab Yongha.

Aku dan Jinki oppa langsung pergi menuju mobil kami. Ada seorang prajurit yang berdiri di dekat mobil kami.

“Apa kau prajurit yang akan membantu kami?” tanya Jinki.

Prajurit itu berbalik. Ya Allah…. dia Kyuhyun, yes yes yes

“Ya, aku orangnya,” jawab Kyuhyun.

Jinki oppa kaget melihat orang yang di depannya itu.

“Hey… kita bertemu lagi,” kata Kyuhyun kepadaku.

“Ah iya Kyuhyun-ssi, terima kasih kau mau membantu kami,” kataku pada Kyuhyun.

“Sudah, ayo kita berangkat,” kata Jinki oppa dari dalam mobil, cepat sekali dia sudah di dalam mobil. “Kau yang menyetir,” kata Jinki oppa pada Kyuhyun.

“Kenapa aku?” tanya Kyuhyun.

“Karena aku maunya seperti itu,” jawab Jinki datar.

“Sudah lah Kyuhyun-ssi, anggap saja kau sedang memberikan fan service padaku,” kataku.

“Baiklah, karena kau fans ku, aku akan mengantarmu hari ini, ya seperti supir sehari,” jawab Kyuhyun, andai semua supir taksi seperti Kyuhyun, aku rela menghabiskan uangku untuk naik taksinya hehehe…

“Cepat jalan,” kata Jinki oppa, tumben sekali dia jutek seperti ini, mungkin lagi tidak enak badan kali ya.

“Kaja~” kata Kyuhyun sambil menyalakan mesin mobil.

Kami pun berangkat menuju Rumah Sakit Daejeon, sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan.

***

 

“Terima kasih banyak atas bantuannya,” kami bertiga berterima kasih pada pihak rumah sakit yang memberi bantuan obat-obatan.

Walau obat-obatan itu kecil tapi jumlahnya banyak dan jenisnya sangat banyak, kalau Kyuhyun tidak ada pasti kami berdua kerepotan. Setelah memasukan obat-obatan itu ke dalam mobil, kami lalu bergegas pulang.

“Aku lapaaaar…” rengekku.

“Kalau begitu kita makan siang saja dulu,” kata Kyuhyun.

“Kita tidak punya banyak waktu, kau bisa makan di Cheonam,” kata Jinki oppa.

“Tapi aku lapar sepertinya ususku sudah menempel dengan perutku,” aku masih merengek.

“Hey, sudah lah, dia kelaparan,” seru Kyuhyun pada Jinki oppa.

“Iya oppa, aku sudah sangat lapar. Apa kau mau membuat aku mati kelaparan?” kataku.

“Baiklah, tapi kita makan sebentar saja ya,” jawab Jinki.

“Oke, mau makan apa kita?” tanya Kyuhyun.

“Ayam!” kataku dan Jinki oppa berbarengan.

“Ayam? Tapi aku sedang ingin makan Samgyeopsal –korean pork belly- Ayo kita makan itu,” ajak Kyuhyun.

“Hey babo! Dia tidak bisa makan Samgyeopsal,” kata Jinki oppa.

“Waeyo? Itu enak,” seru Kyuhyun.

“Aku ini seorang muslim Kyuhyun-ssi jadi aku tidak bisa makan Samgyeopsal,” kataku.

“Aish, aku lupa, maaf ya… Kalau begitu kita makan ayam,” kata Kyuhyun sambil mengarahkan mobil kami mencari restoran yang menjual masakan ayam.

 

Di Restoran,

“Ahjumma… apakah kau bisa memberiku satu botol soju?” pinta Kyuhyun pada Ahjumma pemilik restoran.

“Hey, kenapa memesan soju? Kau kan menyetir mobil,” kata Jinki pada Kyuhyun.

“Ah, tidak apa-apa, mumpung aku sedang bertugas diluar,” kata Kyuhyun enteng.

“Tapi jika tertangkap polisi kau bisa kena masalh Kyuhyun-ssi. Apa kau mau besok wajahmu muncul di headline koran pagi karena tertangkap mengemudi dalam keadaaan mabuk?” kataku pada Kyuhyun.

“Kalau begitu jangan sampai tertangkap, lagi pula hanya satu botol kok,” katanya enteng.

Ini orang sontoloyo banget sih, bisa gawat kalau dia mabuk, orang mabuk kan suka sembarangan. Kyuhyun mulai menuangkan soju ke dalam gelasnya.

“Hey kau… duduklah di tempatku,” kata Jinki oppa pada ku.

“Ada apa sebenarnya ini?” batinku. Aku pindah duduk di samping Kyuhyun sedangkan Jinki oppa duduk berhadapan dengan Kyuhyun.

“Kau ini lucu sekali, ini minumlah! Aku tidak akan menghabiskan satu botol soju sendirian,” kata Kyuhyun sambil menuangkan soju ke dalam gelas milik Jinki.

“Aku tidak minum,” kata Jinki.

“Kau ini pria bukan? Apa kau tidak bisa minum?” tanya Kyuhyun.

Aish, si Kyuhyun ini kenapa menyuruh Jinki oppa minum, dasar dewa minum.

Kyuhyun meminum isi gelasnya. Jinki juga ikut meminum isi gelasnya. Mereka saling mengisi gelas mereka dengan soju. “Apa mereka gila? Apa mereka mau mabuk siang-siang begini?” batinku. Mereka berdua terus minum sampai botol soju itu kosong.

“Ini sudah habis, ayo kita pulang,” kata Jinki oppa dengan raut muka tidak karuan.

“Wah sudah habis, kalau begitu ayo kita pulang,” kata Kyuhyun, tapi kenapa ia biasa saja? Tidak seperti orang yang habis minum soju. Dasar tukang minum!

Jinki berusaha bangun tetapi dia terjatuh, sepertinya dia mabuk.

“Hey, kau mabuk? Padahal Cuma minum sedikit,” kata Kyuhyun enteng.

“Sedikit? Dia minum hampir setengah botol bodoh!” celetukku dalam hati.

“Oppa, bangunlah!” seruku, tapi Jinki oppa malah tidur. “Kyuhyun-ssi, tolong angkat Jinki oppa ke dalam mobil, aku akan membayar makanan kita dulu,” kataku pada Kyuhyun.

“Baiklah,” jawab Kyuhyun.

Jinki oppa dan Kyuhyun sudah berada di mobil. “Kyuhyun-ssi, biar aku yang menyetir, kau habis minum tadi, bisa gawat kalau kita bertemu polisi,” kataku.

“Ne,” jawab Kyuhyun lalu pindah ke kursi penumpang di sebelah kursi supir.

Untung saja aku mempunyai lisensi menyetir Internasional jadinya aku bisa menyetir dengan leluasa.

Aku menyetir mobil dengan hati-hati sementara Jinki oppa tidur di kursi penumpang, di belakang. Kyuhyun juga sepertinya tertidur. Huft…. kenapa jadinya seperti ini? Aku kira ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan tapi aku harus menyetir pulang dan membawa dua orang yang sedang mabuk. Huwaaaaaaaa…….. kenapa hari ini begini sih? Melelahkan sekaliiiiiiiiiiiiiiiii………. T^T

 

to be continue

Leave a comment