Assalamualaikum….

Sebenernya ini cuma iseng  bikin FF di twitter tapi disuruh pindah sama Mira dan Andra, jadi tak pindahin deh ke FB. Selamat membaca FF buatan saya yang aneh ini hahaha… *ps : jangan muntah ya*

 

Author : Dea Aulia Kartini *yuhuuuuu…*

Genre  : ga tau genrenya apa *maklum amatiran*

Length : sepertinya series deh

Cast    : si “aku” dan masyarakat korea *niat bikin FF ga sih?* hehehe mian ya semuaaa…

 

 

– Pertemuan dengan Cho Kyuhyun –

 

“Hatchiiii!! aish bersin lagi, udah satu tahun di korea masih aja kena pilek” dumelku sambil mengelap hidungku yang tidak berhenti bersin.

Sudah satu tahun aku tinggal di korea untuk meneruskan jenjang pendidikan S2 ku di KAIST tapi alergi udaraku masih saja tidak hilang, untungnya aku tidak mati kedinginan disini, kalau bukan demi melihat Super Junior, aku sudah pilih kuliah di MIT *sama aja dingin*. Omong-omong tentang Super Junior, apes sekali nasibku ini, belum puas melihat aksi panggung member favoritku “si maknae”, belum juga tiga bulan aku tinggal di korea, eh dia sudah mendaftarkan diri ikut wamil. Bukannya aku tidak mendukung, tapi pengorbananku berdingin ria di Seoul seperti sia-sia saja.. aku juga tidak bisa ikut mengantarkannya pergi mendaftar gara-gara kuis mendadak dari dosen, apes sekali hidupku -,-”

Disaat sedang meratapi nasibku yg apes, temanku Hye In datang.

“Ya~ kau pilek lagi?” kata Hye In padaku. “Ne, ini sudah tradisi tau,” ucapku.

“Kau ini tidak ada perubahan sama sekali”.”Alergiku tidak hilang juga tapi ada apa kau mencariku?” tanyaku padanya.

“Kau sedang libur kan?”.”Iya, aku sedang libur, ada apa?” tanyaku.

“Kau tau semalam daerah Cheonam terkena banjir? Palang merah Cheonam meminta bantuan kita”

“Omo! Daerah itu dekat dengan kita kan” aku kaget mendengar berita yang Hye In bilang barusan.

“Tim palang merah kita akan pergi besok, aku harap kau ikut,” pinta Hye In. “Baiklah, aku akan ikut besok” kataku.

“Kalau begitu, aku pergi dulu untuk memberitahu yg lain,” pamitnya.

Aku memang bukan mahasiswa kedokteran tetapi aku aktif dalam organisasi palang merah sejak sekolah menengah karena aku bisa membantu orang lain. Aku bergegas kembali ke dormku untuk mengemasi barang-barang yang aku perlukan besok. “Semoga tidak banyak korban,” doaku dalam hati.

 

Esoknya, aku pergi ke Cheonam bersama timku. Sesampainya disana, kami langsung bergegas masuk ke tempat penampungan korban bencana.

“Astagfirullah.. korbannya cukup banyak, pantas mereka minta bantuan kita,” kataku.

Aku juga melihat beberapa petugas pelayan publik yang berseragam tentara, ikut membantu mengobati korban. Ah, aku jadi ingat Kyuhyun, dia juga seperti mereka menjadi petugas pelayan publik karena luka setelah kecelakaan mobil dulu, membuat ia tidak bisa menjadi tentara seperti Kangin.

“Hey, jangan melamun! Cepat bantu mereka!” kata Jinki ketua tim palang merah kami.

“Ah, ne oppa,” jawabku. Aku langsung mencari pasien yang butuh pertolonganku. Tiba-tiba ku lihat seorang prajurit yang mencoba mengangkat tangan seorang ahjussi.

“Ya! Jangan kau angkat! Tangannya patah,” teriakku. “Ne? Ah mian,” kata prajurit itu.

“Kau harus hati-hati. Lihat! Bentuk tangannya tidak wajar, kemungkinan ada tulang yang patah,” kataku.

“Ahjussi, gwaenchanha?” tanyaku pada Ahjussi itu.

“Tanganku sakit” jawab paman itu.

“Bisakah kau keluarkan kayu yang ada di dalam tas ini?” pintaku pada prajurit itu.

Prajurit itu mengikuti perintahku, ia mengeluarkan bidai, kayu penopang, dari dalam tas yang aku bawa. Aku segera membungkus tangan ahjussi dengan bidai agar tidak bergerak. Setelah selesai, “Apa ahjussi itu baik-baik saja? Aku takut karenaku lukanya tambah parah,” tanya seseorang di belakangku.

Aku kenal suara ini, tapi dimana ya? Aku berbalik, “Omo!” seruku. Ternyata suara prajurit itu, dan yang mengagetkanku adalah wajahnya. Wajahnya mirip dengan Kyuhyun!!

“Hey nona, apa dia baik-baik saja?” tanyanya lagi.

“Eh he.. i i i iya, dia oke,” jawabku.

Si prajurit itu langsung pergi setelah mendengar perkataanku tadi. Aku msh tidak percaya kalau prajurit itu Kyuhyun, aku harus memastikannya.

“Hey tunggu!!” teriakku.  Prajurit itu pun berhenti.

“Boleh aku bertanya sesuatu?”.”Ya boleh,” jawabnya.

“Apa kau… pernah melakukan oplas? –operasi plastik-” tanyaku.

“Hah? Apa?” prajurit itu kaget mendengar pertanyaanku tadi.

“Aish, dasar babo! Kenapa kau bertanya itu?” batinku. “Eh.. bukan itu, maksudku apakah ini wajah aslimu?” aku berusaha memberi penjelasan.

“Oke, aku tidak tau kau dengar dari mana, kau tidak terlihat seperti orang korea jadi aku akan memberitahumu. Ini wajah asliku dan aku hanya mengoplas mataku saja,” jawab si prajurit itu.

“Benarkah?” kataku. “Ya benar,” jawabnya sambil membuka topi loreng-loreng miliknya. “Benar dia Kyuhyun. Lihat kepalanya hahaha… botak,” kataku di dalam hati sambil menahan tawa.

“Kalau begitu, apa kau Cho Kyuhyun?” tanyaku lagi.

“Wow!! Kau tahu aku? Pesonaku memang hebat,” dia memuji dirinya sendiri.

“Iya, pesonamu memang hebat tapi kau hampir saja membuat seorang ahjussi lumpuh,” kataku. “Ah soal itu aku minta maaf,” sesalnya.

“Baiklah, jangan kau ulangi lagi ya”.”ne,” jawab Kyuhyun lalu ia pergi.

Hei, dia pergi kemana? Aarrgghhh… Apes lagi kan, seharusnya aku tidak berbicara seperti itu, dia kan tidak tahu. “Aish, babo babo!!” seruku.

“Hey, kenapa kau sibuk membodohi diri sendiri? Lihat! Korban yg datang tambah banyak,” Jinki oppa datang menghampiriku.

“Ne oppa, aku cari pasien dulu,” kataku sambil pergi mencari pasien. “Kenapa nasibmu selalu apes sih? Kyuhyun sudah di depan mata, malah kau marahi” batinku terus menyesali kejadian tadi. “Dari pada sedih, mending cari pasien ganteng deh,” aku mencoba menghibur diri.

 

Malam harinya,

Aku pergi ke beranda gedung penampungan untuk beristirahat setelah menangani beberapa pasien. Haaaah… aku masih ingat kejadian tadi, seandainya… seandainya… “Aaaaarrrggghhhhh… kenapa aku bodoh sekali sih, kau ini bodoh!” aku memaki diri sendiri. Hatiku kesal, rasanya kayak kejebelos ke planet makhluk-makhluk kembar, di terror segerombolan monster yang lagi parade, terjun ke panggung sirkus aneh, dan di lempar ke kebun bunga raksasaaa!! Pokoknya kayak iklan kopi Good Day deh huhuhu…

Tiba-tiba, ada lampu sorot yang lewat menyinari wajahku. Aku mencari sumber lampu itu, ngga tau apa orang lagi kesel. Oh, ternyata lampu itu dari mobil truk tentara yang membawa prajurit-prajurit tadi, sepertinya mereka mau kembali ke pos pelayanan mereka.

TUNGGU!!

Apa itu artinya Kyuhyun juga akan meninggalkan tempat ini? Tidaaaaaaaaaak….. “Jangan pergiiiiii….” aku berteriak pada mobil truk itu. Kenapa mobil truk itu tidak berhenti? Ah babo, mana mungkin suaraku terdengar. “Jangan pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” aku berteriak lebih keras.

“Hey, kau berisik sekali, kenapa berteriak,” kata seseorang di belakangku. Aku berbalik dan orang itu Kyuhyun, Alhamdulillah…

“Kau.. kau.. kau tidak pergi Kyuhyun-ssi?” tanyaku.

“Pergi? Pergi kemana?” tanya nya lagi.

“Itu mobil truk petugas pelayanan publik kan? Kau tidak ikut mereka? Apa mereka meninggalkanmu karena kau hampir membuat seorang Ahjusshi cacat?”

“Hey, soal itu aku tidak sengaja dan mobil itu milik petugas pelayanan publik dari Incheon dan aku petugas pelayanan publik Cheonam,” jawab Kyuhyun cepat.

“Oh begitu, aku kira mereka tim mu,” kataku lega.

“Lalu kenapa kau berteriak jangan pergiiiiiii… “ tanya Kyuhyun.

Mati aku!! Harus aku jawab apa? “Eh itu.. itu.. karena…” aku tak bisa berbicara lagi.

“Sudah bilang saja kau tidak mau aku pergi kan?” tebak Kyuhyun.

“Kenapa kau bilang begitu?” aku tidak percaya, dia tahu isi pikiranku.

“Itu sih gampang,” kata Kyuhyun dengan tampang tengilnya itu. “Kau fans ku kan?” tebaknya lagi, dan seperti biasa tebakannya itu benar.

“Kenapa kau bisa berpikir kalau aku fans mu?” aku tetap menyembunyikan fakta kalau sebenarnya aku ini FANS BERAT nya.

“Sudahlah, jangan berpura-pura lagi. Aku sudah tahu dari tadi siang saat kau bertanya tentang wajahku, benar kan kau fans ku?” kata Kyuhyun dan aku tidak bisa mengelak lagi, damn!

“Iya, kau benar Kyuhyun-ssi, aku fans mu,” jawabku dengan pasrah.

“Ding Dong!! Aku tidak pernah salah dalam mengenali fans-fans ku, haha,” seru Kyuhyun bangga dan aku hanya diam saja. “Tapi kenapa kau bertanya tentang wajahku? Apa kau lupa wajah idolamu? Itu tidak sopan tahu menanyakan seseorang pernah oplas atau tidak,” kata Kyuhyun.

“Kenapa dia cerewet sekali sih?” dumelku. “Aku hanya ingin memastikan kalau kau benar-benar Cho Kyuhyun bukan seseorang yang merubah wajahnya seperti wajah mu Kyuhyun-ssi,” jawabku dengan yakin.

“Oh begitu, unik juga, tidak seperti fans-fans lainnya yang akan mengejar-ngejarku atau membuntutiku 24 jam sehari” kata Kyuhyun.

Mendengar perkataannya tadi membuatku kasihan pada Kyuhyun, pasti dia lelah diikuti oleh sasaeng fans, ternyata hidup sebagai idola memang berat ya.

“Kyuhyun-ssi, apa kau senang menjalani aktivitas mu saat ini sebagai petugas pelayanan publik?” tanyaku.

“Aku senang karena ini adalah kewajiban semua pria korea. Aku juga bisa beristirahat dari hingar bingarnya dunia entertainment,” jawab Kyuhyun dengan tenang.

“Syukurlah kau senang menjalankannya” kataku.

“Lalu, bagaimana denganmu? Apa kau senang menjadi tim sukarelawan palang merah?” tanya nya padaku.

“Aku senang bisa membantu orang lain, dan salah satu caranya dengan menjadi tim sukarelawan.”

“Wah kau hebat ya, tidak banyak orang yang mau menjadi tim sukarelawan sepertimu,” puji Kyuhyun.

“Ah, itu biasa saja” aku tersipu mendengar perkataan Kyuhyun tadi.

“Ya~ ini sudah malam, masuk ke dalam dan istirahatlah, udara sudah mulai dingin, alergimu akan kumat jika kau tidak cepat-cepat masuk ke dalam” kata Jinki dari dalam gedung.

“Ne oppa, aku akan masuk,” aku sedikit berteriak. Benar juga kata Jinki oppa, di sini sudah mulai dingin. “Hemm.. Kyuhyun-ssi, aku pergi ke dalam dulu, senang berbicara denganmu,” aku pamit pada Kyuhyun.

“Ne, aku juga senang berbicara denganmu,” jawabnya. Aigooo… manisnyaaa…

“Geureom,” kataku sambil meninggalkan beranda. Sepertinya malam ini aku akan tidur nyenyak. Kyaaaaa… senangnya ^^*

 

to be continued….

Leave a comment